Pemanis Buatan Vs Berat Badan
Pemanis Buatan Cenderung Meningkatkan Berat Badan
Iklan-iklan pemanis buatan mungkin ingin supaya Anda percaya bahwa tubuh Anda akan ramping ibarat gitar sehabis Anda rajin mengonsumsinya. Jangan percaya itu. Alih-alih mempunyai tubuh ibarat gitar, tubuh Anda mungkin malah tambah gemuk ibarat drum!Sebuah studi intervensi memperlihatkan bahwa embel-embel buatan tidak membantu mengurangiberat tubuh jikalau dipakai sendirian. Indeks massa tubuh (BMI) tidak berkurang sehabis 25 ahad diet dengan embel-embel buatan pada 103 remaja dalam uji coba terkontrol secara acak, kecuali di antara para penerima terberat.
Pemanis buatan memang berkalori rendah atau bahkan tidak berkalori sama sekali (non-kalori). Secara logika sederhana, hal itu berarti menciptakan mereka menjadi pengganti gula yang baik. Anda tetap sanggup mengonsumsi aneka kuliner yang elok tanpa perlu khawatir kelebihan kalori. Pemanis buatan melindungi Anda dari kegemukan. Ternyata tidak.
Bukti epidemiologi di Amerika Serikat, negara yang memelopori konsumsi pemanis buatan, memperlihatkan hal sebaliknya. Seiring dengan meluasnya penggunaan embel-embel buatan–seperti aspartam dalam Diet Coke dan sukralosa dalam Pepsi One– persentase penduduk AS yang mengalami obesitas juga meningkat. Berbagai penelitian eksperimental memperlihatkan bahwa memang ada kaitan antara embel-embel buatan dan kenaikan berat badan.
Membingungkan otak
Pemanis bebas gula ibarat sakarin, aspartam, siklamat, sukralosa, dan lainnya secara paradoks justru meningkatkan hasrat makan secara hiperbola dengan membingungkan otak.Dengan memonitor perubahan di otak, para ilmuwan telah menemukan bahwa otak bereaksi secara berbeda terhadap pemanis buatan dan gula pasir. Setelah mengonsumsi embel-embel buatan, otak insan akan menafsirkan rasa elok secara berbeda, menimbulkan reaksi yang juga berbeda.
Erin Green dan Claire Murphy dari University of California, San Diego dan San Diego State University merekrut 24 orang remaja muda yang sehat untuk tes pemindaian otak. Setengah relawan secara teratur mengonsumsi soda diet, paling tidak sekali sehari. Setengah lainnya jarang atau tidak pernah mengonsumsi minuman tersebut. Sementara pemindaian otak dilakukan, para peneliti memasukkan sedikit air berpemanis sakarin atau gula (sukrosa) secara acak ke dalam verbal setiap relawan.
Baik peminum maupun non-peminum soda diet sama-sama melaporkan rasa elok yang menyenangkan dan intens. Namun, tempat otak yang berpendar ketika mereka memperlihatkan evaluasi sangat berbeda, tergantung apakah mereka peminum atau bukan.
Otak biasanya mengaitkan rasa elok dengan kadar kalori untuk membantu mengatur asupan energi. Ketika kita berpuasa, misalnya, otak akan memotivasi kita untuk berbuka dengan yang manis-manis sebab mempunyai kalori yang diharapkan tubuh. Dalam kasus soda diet, ternyata rasa elok tidak terkait dengan kalori. Hal ini menciptakan otak galau dan merasa “tertipu”. Setelah tertipu, sensor elok otak tidak lagi dijadikan alat ukur yang sanggup mendapatkan amanah untuk mengatur konsumsi energi. Otak akan mengabaikan rasa elok dalam memprediksi kandungan energi dari makanan.
Asupan kalori berlebihan
Pengabaian otak ini, yang terjadi pada peminum soda diet, mempunyai korelasi pribadi dengan peningkatan risiko obesitas. Setelah terbiasa mengonsumsi embel-embel buatan, otak tidak lagi mengaktifkan reseptor manis. Anda sanggup mengonsumsi kuliner yang elok (bahkan yang berkalori tinggi) dalam jumlah banyak, tanpa ada perintah otak untuk berhenti sebab kebanyakan kalori. Selain itu, embel-embel buatan membingungkan kemampuan otak untuk mengambil kalori atau energi darinya, menimbulkan Anda untuk tetap terus mengonsumsinya melampui ambang kenyang. Konsumsi kuliner dan minuman secara hiperbola inilah yang berkontribusi terhadap kenaikan berat badan.Temuan ini menguatkan kesimpulan dari penelitian sebelumnya pada hewan. Tikus yang diberi suplemen sakarin secara signifikan mengalami pertambahan berat tubuh dan lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan dengan kelompok kontrol yang hanya diberi glukosa.
Sumber : Majalahkesehatan.com 29/6/2012
Produk sehat dan berkualitas untuk solusi kesehatan keluarga tersedia di : Tokosehat.net
0 Response to "Pemanis Buatan Vs Berat Badan"
Post a Comment