-->

Kontribusi Warna Bagi Kehidupan dan Karya Desain Komunikasi Visual

Ilmu Grafis Desain Komvis Kontribusi Warna Bagi Kehidupan dan Karya Desain Komunikasi Visual mengupas penggunaan Warna sebagai intisari objek dalam berinteraksidengan dunia. Warna juga digunakan sebagi simbolisme karena mempunyai kiasan dan nilai filosofis. Memahami warna akan menguatkan makna dalam penggunaan karya desain.
Warna merupakan salah satu unsur yang tidak bisa berdiri sendiri. Penampilan suatu warna selalu dipengaruhi dan ditentukan oleh warna lain yang ada di sekitarnya. Warna juga merupakan tampilan fisik pertama yang sampai ke mata kita yang membedakan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Baik itu benda mati atau benda hidup. Warna bisa kita lihat karena ada interaksi atau karena ada saling mempengaruhi antar warna itu sendiri. Warna biru dengan kadar pencahayaan yang sama akan terlihat berbeda penampilannya bila diletakkan di atas latar yang berbeda atau didekatkan dengan warna yang berbeda pula.
Setiap warna menimbulkan kesan yang berbeda-beda. Dengan memahami berbagai hal mengenai warna akan memudahkan kita untuk mendapatkan pandangan yang tepat mengenai tata warna itu sendiri. Sebab nuansa warna yang ditimbulkan oleh warna itu sendiri sangat banyak macamnya dan kesan yang ditimbulkanpun sangat beragam. Dari berbagai macam warna yang ada, sebagai warna yang paling dasar adalah merah, biru, dan kuning. Dari ketiga warna tersebut dapat dirubah menjadi beribu-ribu macam warna dengan mencampurkannya dalam perbandingan-perbandingan tertentu sesuai dengan macam warna yang diinginkan.
Akibat dari pencampuran warna-warna tersebut akan menimbulkan reaksi ke arah gelap dan ke arah terang di mata kita. Warna-warna yang dicampurkan dengan warna biru akan menghasilkan warna yang gelap. Sedangkan warna-warna yang dicampurkan dengan warna kuning dan merah akan menghasilkan warna yang lebih terang. Seperti warna kuning yang mempunyai warna dasar kuning lemon dan kuning kadmium. Keduanya mengesankan kesan yang berbeda. Kuning lemon terkesan lembut. Sedangkan kuning kadmium terkesan keras. Begitu juga dengan warna biru. Terdapat beberapa jenis warna biru seperti biru cobalt, biru ultra, biru marine, biru prusia, biru cyan, dan lain-lain.
Bila biru dicampurkan dengan warna hijau dengan perbandingan tertentu akan memberi kesan sejuk. Kesan lebih dingin lagi didapat bila biru dicampurkan dengan sedikit warna ungu seperti pada biru prusia. Warna hijau yang terdapat campuran warna kuning akan mengesankan lebih hangat daripada biru. Ungu bila dicampurkan dengan warna merah akan terkesan hangat. Kesan panas dan menyala didapat dari pencampuran warna merah dan kuning. Bila merah dicampur dengan biru atau ungu akan menjadi dingin. Bila kuning dicampur dengan hijau atau biru akan terkesan dingin. Bila warna-warna dicampurkan dengan putih akan memperoleh warna pastel yang memberi kesan nyaman, ringan, lembut dan sejuk. Bila dicampur dengan abu-abu maka timbul kesan tertekan dan terselubung.
Warna gelap dan warna terang akan menimbulkan kesan yang berbeda. Warna gelap yang sampai ke mata kita akan dianalisa oleh otak kita dan menghasilkan kesan dingin yang kita rasakan. Begitu sebaliknya dengan warna terang akan terasa hangat dan panas. Seperti yang kita pelajari dalam pelajaran Fisika dimana panjang gelombang warna merah lebih panjang dari pada gelombang warna ungu. Itu berarti warna merah yang terang dan terasa panas akan lebih cepat ditangkap mata kita dibandingkan dengan warna ungu yang terkesan gelap dan terasa dingin. Yang dikategorikan sebagai warna-warna panas yaitu kuning kehijauan, kuning, kuning kejinggaan, jingga, jingga kemerahan dan merah. Yang dikategorikan sebagai warna-warna dingin yaitu hijau, hijau kebiruan, biru, biru keunguan dan ungu.
WARNA DAN BAHAN
Dalam menata ruang, warna dan bahan saling mempengaruhi. Walau masing-masing jenis bahan sudah mempunyai karakter sendiri namun masih juga memerlukan sentuhan akhir. Sentuhan akhir itu adalah pewarnaan. Ibaratnya warna memberi pakaian pada bahan agar terlihat mencolok dan bentuknya terlihat lebih jelas. Kadang warna juga mengaburkan karakter bahan tersebut.
Pemakaian bahan kayu bila diberi warna akan menyamarkan serat-serat kayu yang sudah arstistik. Pemakaian warna juga bisa mengawetkan bahan. Seperti pemakaian warna pada bahan besi yang bisa menghindarkan besi dari karat. Efek warna sangat menentukan penampilan suatu ruang dan perabot yang menghiasinya. Penggunaan warna yang tepat akan menonjolkan bentuknya dan menutupi kekurangan-kekurangannya.
WARNA SEBAGAI SIMBOLIK
Ada warna-warna tertentu yang bisa mewakili perasaan kita. Seperti bila kita sedang berduka atau menengok orang berduka, tidak etis rasanya bila kita memakai pakaian yang bercorak atau berwarna cerah. Karena warna cerah adalah wakil dari perasaan yang cerah atau gembira. Untuk mewakilinya kita menggunakan pakaian warna hitam, karena hitam dikiaskan sebagai kematian atau keburukan. Kematian juga tidak selalu dilambangkan dengan warna hitam. Kematian adalah jalan roh menuju ke tempat yang lebih tinggi derajatnya yaitu keabadian.
Maka kematian juga dilambangkan dengan warna putih. Karena putih adalah lambang keabadian, kedamaian, kebahagiaan dan kesucian. Menurut kepercayaan orang-orang Batak, warna hitam dan putih adalah warna yang derajatnya paling tinggi. Dari kedua warna itulah kehidupan dimulai. Kemudian berproses. Ulos ragidup memiliki tingkatan tertinggi dalam kedudukan adat. Warna putih di bagian tengah dan di kiri kanannya terdapat warna hitam. Putih berarti suci, damai, bersih dan hitam berarti kekuatan dan keteguhan.
Kebalikan dari kedukaan adalah kebahagiaan. Orang selalu diselimuti rasa bahagia adalah bila hari-harinya dipenuhi dengan perasaan cinta. Cinta kepada sesama dan yang ada di lingkungan sekitarnya. Rasa cinta dilambangkan dengan warna merah muda. Yang sering kita lihat pada waktu perayaan hari Valentine semua serba merah muda. Mulai dari etalase toko-toko, penjual kembang, dan penjual pernak-pernik Valentine terutama yang diperlukan anak-anak muda untuk menyatakan rasa cintanya pada seseorang.
Warna merah dan putih sudah ada dan dipakai sebagai simbol sejak zaman Majapahit. Kala itu dipakai sebagai warna umbul-umbul. Dan sekarang dipakai sebagai warna bendera bangsa Indonesia. Merah berarti berani dan putih berarti suci. Merah juga sering dijadikan simbol dari warna darah. Dan putih simbol dari warna tulang. Tulang merupakan penyangga tubuh dan darah adalah suatu yang membuat kita hidup. Karena dalam darah mengandung zat-zat makanan bagi tubuh. Maka merah dan putih diartikan sebagai lambang perjuangan yang kuat dan kokoh hingga titik darah penghabisan.
Merah juga dijadikan simbol kekesatriaan. Maka hunian kaum kesatria di Bali yang disebut puri terdapat entrance yang berupa kori yang terbuat dari tumpukan bata-bata yang berwarna merah kejinggaan. Biasanya disebut Kori Barak. Pada balai-balai adat di Bali terdapat warna kuning keemasan (prada) yang melambangkan keagungan. Pada hari raya – hari raya Hindu di Bali pelinggih-pelinggih banyak yang dikenakan wastra warna putih kuning. Ini melambangkan kesucian dan keluhuran pelinggih tersebut. Pada tugu-tugu seperti penunggu karang dikenakan wastra putih hitam (poleng). Ini berarti yang melinggih di tugu tersebut adalah suci dan kuat. Bukankah bertugas menjaga karang beserta isinya tentu harus kuat.
WARNA SEBAGAI PETUNJUK PRAKTIS
Warna juga erat kaitannya dengan pola tingkah laku masyarakat. Seperti memberi petunjuk ke suatu jurusan, memberi instruksi dan memberi peringatan. Lampu lalu lintas yang memberi isyarat berhenti diinstruksikan dengan warna merah. Hati-hati dengan warna kuning dan jalan dengan warna hijau. Tanda silang merah berarti palang merah. Kendaraan truk pengangkut bahan bakar minyak selalu berwarna merah menyala. Ambulans kendaraan pengangkut orang sakit selalu berwarna putih. Warna kotak surat yang dulu sering kita temui di jalan selalu berwarna jingga. Telepon umum selalu berwarna biru.
Dari beberapa warna yang telah diterapkan tersebut dapatlah ditinjau aspek-aspek warna dengan sifat penampakannya. Warna merah, jingga dan kuning bersifat panas berpenampilan lebih menonjol dan merangsang. Makna dari peringatan warna tersebut adalah bahaya dan hati-hati. Sedangkan warna hijau, biru dan ungu bersifat dingin berpenampilan pasif yaitu teduh dan diam. Makna dari peringatan yang dimaksud adalah keadaan yang aman.
WARNA, BENTUK DAN KECEPATAN
Warna juga erat kaitannya dengan bentuk dan kecepatan. Hubungan ini telah diteliti oleh The International Safety Colour Codes yaitu suatu lembaga untuk keselamatan kerja dan lalu lintas di New York, A.S. Dalam kecepatan tinggi warna merah dan kuning akan terlihat samar.
Warna hijau dan biru terlihat jelas. Makanya tanda-tanda lalu lintas di jalan raya yang biasa kendaraan memacu kecepatan tinggi dibuat segi empat ditulis dengan huruf putih di atas dasar hijau atau biru. Bentuk segi empat adalah bentuk yang tampil dengan wujud yang utuh, diam dan stabil. Sedangkan segi tiga berwujud tajam-tajam, tampil dengan sifat yang terarah. Bentuk lingkaran memberi kesan berputar dan bergerak.
WARNA DAN ALAM
Warna juga dapat dipelajari dari alam yang kita temui setiap hari. Seperti halnya pada pergantian musim di Indonesia. Pada musim kemarau, alam dikuasai oleh warna-warna kecoklatan dan keabu-abuan. Tanah yang tandus, pepohonan yang yang hanya tinggal batangnya saja dan rerumputan yang kering. Walau begitu Tuhan masih memberi warna cerah pada alam. Karena justru di musim panaslah ada beberapa tanaman yang sedang berbunga. Seperti bougenville dan kamboja. Pada musim hujan seolah-olah kehidupan baru dimulai. Tanah selalu basah, pepohonan mulai mengernyitkan kuncup daunnya dan rerumputan mulai hijau.
Lain lagi dengan negara yang mempunyai empat musim. Di musim dingin alam lebih didominasi oleh warna biru, hijau-biru, warna salju yang putih bersih, abu-abu dan hitam kegelapan. Musim semi alam diwarnai oleh daun-daun muda yang hijau kekuning-kuningan dan warna tunas-tunas dan kuncup yang kuning lembut. Alam di sebelah atas didominasi oleh warna biru muda.
Pada musim panas matahari bersinar penuh, ladang-ladang berwarna kuning tua dan tanah berwarna coklat. Di akhir musim panas, buah-buahan mulai masak sehingga pepohonan dihiasi butiran-butiran berwarna merah. Warna alam mulai redup saat musim gugur. Seisi alam diselimuti kabut berwarna abu-abu. Warna kuning berubah menjadi coklat, merah menjadi merah bata kemudian menjadi lembayung.
WARNA DAN KEJIWAAN
Dari sudut pandang ilmu kejiwaan, warna dikaitkan dengan karakter-karakter manusia. Orang yang berkarakter extrovert lebih senang dengan warna-warna panas dan cerah. Karena tipe orang seperti ini biasanya terbuka, lebih memandang ke luar daripada ke dalam dirinya sendiri, tidak sulit menerima masalah-masalah baru karena cara berpikirnya lebih mengarah pada segi-segi yang umum daripada yang khusus. Sedangkan orang yang berkarakter introvert lebih senang pada warna-warna dingin dan gelap. Orang bertipe ini biasanya tertutup, lebih memandang ke dalam dirinya sendiri, sulit menerima masalah-masalah baru, lebih suka menyelesaikan pada hal-hal yang khusus daripada yang umum.
Warna juga bisa menimbulkan efek rasa bagi yang melihatnya. Warna-warna matahari seperti kuning, merah, jingga dan yang satu nada dengannya bisa menimbulkan rasa hangat. Sebaliknya rasa dingin bisa ditimbulkan oleh warna-warna dingin seperti biru, biru kehijau-hijauan, putih dan hitam.
Warna-warna muda seperti kuning muda, hijau muda, merah jambu, biru cerah dan coklat cerah memberi kesan ceria yang berjiwa muda. Warna-warna gelap seperti coklat, lembayung, abu-abu dan hijau memberi rasa tenang sehingga menimbulkan keinginan untuk menyepi.
Seperti yang telah kita amati dari alam bahwa warna bisa membuat kesan mendekat dan menjauh. Kesan ini bisa dimanfaatkan untuk memberi kesan pada ruang agar lebih luas atau lebih sempit, menonjolkan atau mendesakkan dinding, langit-langit atau perabot. Dinding kamar yang berwarna biru muda yang mengarah ke abu-abu memberi kesan menjauh sehingga kamar menjadi lebih terlihat luas. Sebaliknya warna gelap seperti jingga juga bisa memberi kesan menyempitkan.
WARNA UNTUK TEMPAT TINGGAL
Untuk memperoleh warna yang harmonis harus diperhatikan perbandingan warna yang akan dipakai, yaitu dengan memasangkan warna yang hangat dengan warna dingin, warna ringan dengan warna berat sehingga terjadi warna kontras. Antara cerah dan gelap, bersih dan buram, diimbangi dengan sebuah unsur pengikat.
Sebagai contoh dalam suatu ruang terdapat sofa yang berwarna kuning-jingga dan kap lampu berwarna biru-ungu, warna dinding dan lantai berwarna putih sebagai warna penerang. Maka kesemua warna tersebut akan memperoleh tingkat terangnya msing-masing oleh warna putih.
Dalam memberikan warna pada ruang semuanya harus mendapat warna yang sesuai dengan fungsinya. Dimana dinding dan perabot sebagai pendukung warna. Dinding yang merupakan latar belakang dan juga sebagai pembatas ruang hendaknya berwarna lembut agar terkesan menjauh dan tidak mendesakkan. Warna lantai juga harus dapat mendukung perabot yang nantinya akan ditata dalam suatu ruang. Perabot yang berukuran kecil bisa dijadikan tempat titik warna yang kuat. Warna perabot dari kayu lebih mudah disesuaikan karena hampir semua jenis kayu mengandung warna abu-abu netral.
Untuk ruang tidur diperlukan warna tenang dan lembut karena sesuai dengan fungsinya sebagai ruang beristirahat dengan tingkat privacy yang tinggi. Dalam ruang tidur anak lebih diutamakan warna-warna utama yang cerah karena sesuai dengan kondisi perkembangan anak yang sedang bertumbuh dan energik.
Sedangkan dapur yang berfungsi sebagai ruang kerja yang praktis dan bersih. Kebersihan suatu rumah tangga bisa dilihat dari kerapian dan kebersihan dapurnya. Ini bisa diterapkan dengan menempatkan almari dan meja berwarna putih dengan dinding berwarna kuning hangat. Warna lantai yang coklat muda bisa menimbulkan kesan sejuk. Sedangkan kesan menggairahkan bisa didapat dari alat-alat dapur yang berwarna merah dan jingga.
Untuk ruang keluarga hendaknya memancarkan kehangatan yang nyaman. Sofa berwarna coklat tua dipadu dengan warna merah bata pada tirai, serta warna coklat lembut pada lantai. Sebagai warna kontrasnya bisa ditempatkan tanaman dalam ruang yang berwarna hijau.
WARNA PADA BANGUNAN
Warna pada bangunan sangat membantu penampilan suatu bangunan. Warna adalah alat bantu untuk menciptakan keindahan dan kenyamanan dan juga bisa sebagai alat pacu penampilan suatu bangunan. Dari warnalah akan berbicara fungsi dari bangunan tersebut dan kesan yang ingin ditampilkan. Bangunan rumah sakit identik berwarna putih bersih. Putih adalah lambang kebersihan dan kehigienisan.
Pada perkembangannya sekarang bangunan rumah sakit tidak selalu berwarna putih. Terutama rumah sakit milik swasta banyak yang memakai warna-warna pastel yang lembut. Warna ini dipakai untuk menampilkan kesan lembut dan nyaman bagi pasien yang dirawat disana. Pelayanan perawat yang ramah, fasilitas yang memadai dan tentu kebersihan yang higienis.
Pada kantor pos selalu terdapat warna jingga. Ini menyatakan kehangatan para pegawai pos melayani masyarakat dalam hal surat-menyurat. Sekolah taman kanak-kanak lebih didominasi dengan warna-warna cerah. Ini untuk menimbulkan keceriaan dan menarik minat anak-anak dalam belajar. Ada juga beberapa bangunan rumah tinggal yang berwarna mencolok dari lingkungannya. Ini untuk memberi identitas tertentu dan memudahkan orang yang mencarinya.
Masalah warna adalah masalah selera dan bersifat relatif. Begitulah warna yang selalu memberi warna bagi kehidupan manusia. Ada warna gelap, terang, cerah, buram, panas dan dingin. Semua bisa memberi rona bila dipadukan secara harmonis. Andaikan di dunia ini hanya ada satu warna, betapa membosankan hidup ini.

Kesimpulan

Warna tidak bisa dipisahkan dengan dunia desain bahkan dari kehidupan kita sehri-hari. Warna dapat membentuk ekspresi jiwa dan keragaman bahasa komunikasi. Dengan adanya prinsip dan filosofi warna, kita bisa mengimplementasikan karya desain dalam berkomunikasi secara visual.
Setiap warna menimbulkan kesan yang berbeda-beda. Dengan memahami berbagai hal mengenai warna akan memudahkan kita untuk mendapatkan pandangan yang tepat mengenai tata warna itu sendiri. Sebab nuansa warna yang ditimbulkan oleh warna itu sendiri sangat banyak macamnya dan kesan yang ditimbulkanpun sangat beragam. Dari berbagai macam warna yang ada, sebagai warna yang paling dasar adalah merah, biru, dan kuning. Dari ketiga warna tersebut dapat dirubah menjadi beribu-ribu macam warna dengan mencampurkannya dalam perbandingan-perbandingan tertentu sesuai dengan macam warna yang diinginkan.
Daftar Pustaka
  1. Hadi, Umar. 1998. ‘’Memahami Desain Grafis’’. Katalog Pameran Desain Grafis, LPK Visi Yogyakarta.
  2. Jewler, A. Jerome., dan Drewniany Bonnie, L. 2001. Creative Strategy in Advertising. USA: Wadsworth Thomson Learning, 10 Davis Drive Belmont.
  3. Pirous, AD. 1989. ‘’Desain Grafis pada Kemasan’’. Makalah Simposium Desain Grafis, FSRD ISI Yogyakarta.
  4. Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2006. Metode Perancangan Komunikasi Visual Periklanan. Yogyakarta: Dimensi Press.
  5. Sumaryono, E. 1995. Hermeneutik Sebuah Metode Filsafat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
  6. Sutanto, T. 2005. ‘’Sekitar Dunia Desain Grafis/Komunikasi Visual’’. Pura-pura Jurnal DKV ITB Bandung. 2/Juli. 15-16.
Bila ada yang ditanyakan silakan isi pada komentar, saya akan mencoba menjawab secepat dan sebaik mungkin.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kontribusi Warna Bagi Kehidupan dan Karya Desain Komunikasi Visual"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel