Keindahan Hidup
Hidup di dunia tak selamanya indah. Ada
kebahagiaan, kesedihan, ujian, dan lain-lain. Namun, hidup akan terasa sangat
indah jika kita memahami makna arti kehidupan.
Ya, seperti yang dialami oleh seorang wanita yang
divonis oleh beberapa dokter di berbagai rumah sakit bahwa dirinya memiliki
penyakit tumor. Tumor adalah penyakit yang ditakuti kebanyakan orang.
Lantas, apakah wanita itu sedih dan takut? Tidak,
dia tidak sedih dan tidak takut. Dia tenang setiap membuka lembar hasil
pemeriksaan. Hanya saja, ia meneteskan airmata. Tetes airmata haru karena
mendapatkan salah satu penggugur dosa jika ia bersabar dan ikhlas menerima
penyakitnya. Dan dia pun percaya bahwa hanya sedikit hambaNYA yang diberi
kekuatan dalam menghadapi ujian. Dan dia salah satunya.
“Khoyrunnaas anfa’uhum lin-naas. Sebaik-baik
manusia adalah yang bermanfa’at bagi manusia lainnya.” [al-hadits]
Dalam hadits lain disebutkan bahwa, “…Orang
yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat buat manusia dan
amal yang paling dicintai Allah adalah kebahagiaan yang engkau masukkan kedalam
diri seorang muslim atau engkau menghilangkan suatu kesulitan atau engkau
melunasi utang atau menghilangkan kelaparan.”
Sabda Rasulullah yang
telah disebut diatas itulah yang menjadi prinsip hidup dari seorang wanita itu.
Prasangka baik kepada ALLAH-lah yang menjadikan
ia bahagia. Seringkali ia lupa bahwa ia mempunyai penyakit mengerikan itu. Dia
selalu tersenyum dan tertawa, layaknya orang yang sehat. Ya, (insyaa ALLAH) dia
sehat ruhiyahnya sehingga penyakit jasmaniahnya pun tak lagi terasa sakit.
Di sudut ruang, ia berduaan dengan mushafnya.
Memejamkan matanya. Seolah-olah ia berkata beberapa kali, “sesungguhnya aku
memiliki konsentrasi yang baik”. Kemudian ia pun memulai ta’awudz
dan mengulang kembali (murooja’ah) hafalan-hafalannya.
Setiap kali ia akan menambah hafalan, ia katakan
“innaa anzalnaahu Qur’aanan ‘arobiyya la’allakum ta’qiluun” (suroh
Yusuf ayat 2). Dengan kemantapan hatinya, ia yakin bahwa ia bisa menghafalkan
Al-Qur’an meskipun ia tak pandai berbahasa Arab.
Ketika mengulang hafalannya, wanita itu pun
menangis pada suatu ayat. Ia mengulangi lebih dari sekali potongan ayat yang
berbunyi “Robbibni lii ‘indaka baytan fil Jannah”.
Ya, harapan-harapan dari wanita itu adalah
menjadi keluarga ALLAH di dunia, menjadi ahlul Qur’an, dapat berkumpul
di Syurga bersama keluarga dan orang-orang yang dicintainya.
Sepenuh hidupnya ia peruntukkan menggapai
kebahagiaan dunia dan akhirat. Terlebih kebahagiaan untuk akhirat sehingga
kebahagiaan dunia pun akan mengikutinya.
Dari kisah diatas, kita dapat mengambil ibrohnya.
Sahabat, hidup akan terasa indah jika kita selalu
berprasangka baik kepada ALLAH atas apa yang terjadi kepada kita. Hidup akan
terasa indah jika kita selalu berbagi dan bermanfa’at kepada yang lain.
Menjadi seorang muslim/muslimah, seharusnya juga
berusaha untuk menjadi keluarga ALLAH. Siapakah keluarga ALLAH??
Daripada Anas ra. Ia berkata Rasulullah SAW
bersabda, “Sesungguhnya Allah itu mempunyai keluarga yang terdiri daripada
manusia.” Kemudian Anas berkata lagi, “Siapakah mereka itu wahai
Rasulullah?” Baginda manjawab, “yaitu ahli quran (orang yang membaca
atau menghapal quran dan mengamalkannya). Mereka adalah keluarga Allah dan
orang-orang yang istimewa bagi Allah.” (HR. Ahmad)
Dan sebagai seorang muslim/muslimah, seharusnya
kita menjadi seorang ahlul Qur’an. Karena Kalamullah adalah sebagai huda
(petunjuk), asy-syifa (penyembuh), dan penyelamat hidup manusia di
dunia maupun di akhirat.
Laa tahzan. Tidak selamanya kenikmatan
berupa keindahan. Namun, kesabaran dan keikhlasan pun adalah kenikmatan yang
tiada terkira saat kita berhasil melewati ujian dariNYA.
Baarokallaahu fiikum.
Tetangga : http://impianmusafir.wordpress.com/
0 Response to "Keindahan Hidup"
Post a Comment